Zulkifli Hasan: Rp10 Triliun Dianggarkan Pemerintah untuk Perkebunan Rakyat

WAINGAPU, iNewsSumba.id – Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menegaskan pemerintah menyiapkan anggaran besar untuk memperkuat sektor perkebunan rakyat. Pernyataan itu ia sampaikan saat membuka Pertemuan Nasional Lingkungan Hidup (PNLH) XIV di Waingapu, Sumba Timur, Kamis (18/9/2025) di gedung MPL, Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, NTT.
Meski hadir lewat Zoom dengan gangguan teknis yang membuat audio dan video sempat terputus, Zulkifli tetap menegaskan komitmen pemerintah pada hilirisasi pangan.
“Desa nelayan yang terbengkalai akan dibangun kembali. Perkebunan rakyat, seperti kopi, cokelat, kelapa dan cengkih, juga akan diperkuat. Tahun depan anggarannya mencapai Rp10 triliun,” jelas Zulkifli.
Menurutnya, kedaulatan pangan tidak hanya soal beras, melainkan juga protein dan karbohidrat yang bisa dipenuhi dari berbagai sumber. Karena itu, lahan tidur dan terbengkalai akan dimanfaatkan secara optimal.
Pesan Zulkifli ini mendapat sambutan positif dari peserta PNLH XIV. Forum itu sendiri menghadirkan 529 organisasi lingkungan dengan 700 peserta dari dalam dan luar negeri.
Direktur Eksekutif WALHI NTT, Umbu Wulang Tana Amahu Paranggi, menyebut forum ini sebagai wadah penting untuk mengonsolidasikan gerakan ekologis. “PNLH bukan sekadar pertemuan. Ini adalah panggung rakyat untuk menegaskan keadilan ekologis,” ujarnya.
Senada, Direktur Eksekutif WALHI Nasional, Zenzi Suhadi, menekankan bahwa gerakan ini tidak hanya berfokus pada alam, tetapi juga menyangkut pendidikan, perempuan, anak, dan kelompok rentan.
“Mandat yang kami bawa adalah menjaga bumi dan kehidupan, bukan hanya bicara soal hutan dan laut,” ucap Zenzi.
Sementara itu, Bupati Sumba Timur, Umbu Lili Pekuwali, mengingatkan pentingnya forum ini dalam menghadapi dampak perubahan iklim. Ia menegaskan, ancaman itu kini nyata di wilayahnya.
“Kita harus melawan dengan komitmen yang lebih kuat. Lingkungan hidup adalah anugerah Tuhan dan warisan leluhur yang wajib kita jaga,” kata Umbu Lili.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu