Alarm Rokok di Yogyakarta: 1 dari 4 Pemuda Jadi Perokok, Pemkot Turun Tangan

YOGYAKARTA, iNewsSumba.id – Alarm bahaya perokok muda berbunyi keras di Yogyakarta. Data terbaru menunjukkan 25,18% warga usia 15 tahun ke atas di kota ini adalah perokok—naik dari tahun sebelumnya. Pemerintah Kota Yogyakarta pun merespons dengan mengerahkan berbagai program agresif.
Di antaranya, 18 puskesmas kini menyediakan layanan berhenti merokok tanpa biaya, sekaligus memperkuat edukasi di sekolah dengan dukungan kader kesehatan.
“Kami ingin anak-anak mendapatkan informasi benar soal bahaya rokok, bukan dari iklan atau media sosial,” tegas Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani, Sabtu (26/4/2025). Ia menargetkan angka perokok muda turun ke 7,3% pada 2025.
Tak hanya edukasi, rencana sanksi pun dikaji: iuran BPJS kelas 3 bagi perokok tak lagi akan ditanggung pemerintah daerah.
Guru Besar UGM, Yayi Suryo Prabandari, dalam forum yang sama menekankan, iklan rokok terselubung masih menjadi “jebakan” besar bagi remaja. Sponsorship musik hingga promosi media sosial dinilai memperparah situasi.
Upaya ini dipertegas melalui aksi jalan bersama pemuda pada car free day, sebagai wujud nyata mendukung kawasan tanpa rokok di Yogyakarta.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu