SUMBA TIMUR,iNewsSumba.id – Mariana Merry Nggai (44) warga Kelurahan Kambadjawa, Kecamatan Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, NTT, babak belur dihajar suaminya. Peristiwa nahas itu terjadi pada Senin (18/11/2024) malam lalu di kontrakan keluarga dan di depan mata anaknya.
Mariana yang didampingi Shelvy anaknya, Jumat (29/11/2024) malam tadi ditemui, setelah beberapa jam sebelumnya menghubungi wartawan. Kedua kantong matanya masih lebam membiru, dan juga masih nampak luka di bibirnya ketika maskernya dibuka.
Dengan suara terbata-bata menahan perih hati dan juga rasa sakit yang masih mendera, Mariana dan puterinya menuturkan kekesalan dan harapan terkait penanganan dan proses hukum terhadap FBT (47) suaminya yang disebut sebagai pelaku penganiayaan.
“Saya dipukul di mata dengan pelungku (tinju) sama dia (pelaku) di mata kanan dan kiri, juga mulut saya sampai pecah bibir dan patah gigi saya ini. Baju saja sampai basah kena tetesan darah setelah dipukul,” tutur Mariana.
Peristiwa penganiayaan itu diakui Mariana dan anaknya telah dilaporkan ke SPKT Polres Sumba Timur pada Selasa (19/11/2024) sore. Bahkan dirinya telah diarahkan untuk lakukan visum ke RS Imanuel, Kelurahan Matawai, selepas memberikan laporan. Sayangnya, laporan ibu 4 anak itu hingga kini belum ditindaklanjuti dengan penangkapan dan penahanan pada pelaku.
“Terus terang sampai kini mama dan saya masih takut dan cemas. Karena itu kami sekarang ada di rumah keluarga. Yang kami herankan kok sampai sekarang Bapak (pelaku) belum juga ditangkap dan ditahan. Harusnya diproses biar tobat dan kita bisa rasa aman,kami takut sewaktu-waktu Bapa bisa ke sini dan pukul kami lagi,” ungkap Shelvy diamini ibunya.
Mariana yang merupakan ibu rumah tangga dan merantau dari Makassar bersama suaminya sejak puluhan tahun silam itu, lebih jauh menjelaskan, dirinya dan anak-anaknya telah berulang kali menjadi korban pemukulan atau KDRT suaminya. Hal mana dibenarkan Shelvy, puteri sulungnya yang setia mendampingi dan berikan penguatan.
“Sudah terlalu sering, tidak bisa terhitung. Dan selalu peristiwa mama dan saya dipukul itu setelah Bapak konsumsi miras. Nanti kalau sudah hilang mabuknya, macam tidak ada apa-apa, tapi kalau mabuk miras macam kesurupan,” imbuh Shelvy.
Ditanya lebih lanjut terkait pelaporan kasus ini, Mariana dan Shelvy mengatakan, pihaknya kecewa karena lamban penanganan. Karena itu, beberapa saat setelah pelaporan itu, STPL sebagai bukti pelaporan tidak lagi mereka gubris.
“Karena rasa lamban dan bahkan kesannya cuek dengan laporan kami, apalagi mama terbatas dalam berbicara dan berbahasa, kami jujur saja kecewa dan kemudian itu STPL kami buang. Kami keluarga sungguh kecewa jadi kami sampai hubungi kakak wartawan,” jelas Shelvy.
Kapolres Sumba Timur AKBP E. Jacky T. Umbu Kaledi yang dikonfirmasi via WA pada Jumat (22/11/2024) malam tadi menegaskan pihaknya akan laporan dari korban secepatnya ke jajarannya. Dirinya juga memastikan akan tetap menindaklanjuti dan memproses kasus dugaan KDRT itu.
Kapolres Sumba Timur AKBP E. Jacky T. Umbu Kaledi pastikan akan tetap proses laporan dugaan KDRT yang dilaporkan Mariana, warga Kelurahan Kambadjawa - Foto : iNewsSumba.id
“Beri waktu saya untuk cek dan saya pastikan akan kami proses sesuai ketentuan dan hukum yang berlaku. Terima kasih sudah mengkonfirmasi, sehingga saya tahu dan bisa cepat tanggap,” tegas AKBP Jacky Umbu.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu