Data dan Fakta Bapak dan Anak di Sumba Timur Perkosa Gadis Kelas V SD

SUMBA TIMUR, iNewsSumba.id – Pencabulan dan pemerkosaan yang menimpa Mawar, sejak dirinya duduk di bangku kelas V SD di Kabupaten Sumba Timur, NTT, hingga kini masih terus jadi perhatian khalayak. Betapa tidak, korban sampai tidak lagi bisa mengingat berapa kali dirinya dirudapaksa oleh YN (54) dan YYTA (17) pasangan Bapak dan Anak.
Berikut sejumlah data dan fakta terkait peristiwa pilu yang menimpa gadis malang ini berdasarkan penjelasan Kapolres Sumba Timur AKBP Fajar WLS melalui Kapolsek Umalulu, Ipda Rony Wirawansah Binsimin, pada iNews.id, Sabtu (24/2/2024) siang lalu :
Korban yang saat itu sedang tidur di kamarnya, didatangi YK sekira pukul 04.00 WITA. Korban yang masih duduk di Kelas V SD itu dipaksa dan diancam untuk berhubungan badan. Korban kini telah berusia 14 tahun dan berstatus pelajar kelas 9 SMP.
Isteri YK yang merupakan ibu dari YYTA jarang ada di rumah karena sering berjualan sirih dan pinang di Pasar Hanggaroru. Kondisi itu yang memudahkan para pelaku jalankan aksinya
Saking seringnya korban dipaksa bersetubuh, hingga membuatnya tidak lagi bisa mengingatnya berapa kali diperlakukan secara keji. Rumah dan kebun jadi lokasi tempat terlapor memaksa korban berhubungan badan.
4. Tahun 2021 jadi korban perkosaan YYTA
Seingat korban, dirinya juga menjadi korban perkosaan YYTA yang merupakan anak YK. Awalnya diminta untuk mengatur tempat tidur terlapor namun kemudian dipaksa untuk berhubungan badan.
5. Korban hamil 7 bulan dan berusaha digugurkan
Ulah bejad kedua terlapor yang merupakan bapak dan anak itu berakibat korban hamil 7 bulan. Kehamilannya diketahui pada bulan Agustus 2023 lalu. Hal mana kemudian membuka tabir perilaku bejad terlapor YK dan YYTA. Sayangnya, isteri terlapor bahkan berupaya untuk gugurkan kandungan itu dengan ramuan tradisional namun tidak berhasil.
6. Korban kini dibawah perlindungan Dinas Sosial
Hingga kini korban masih berada dalam lindungan pekerja sosial pada Dinas Sosial Sumba Timur dan ditampung serta didampingi petugas di Rumah Aman.
7. Terduga pelaku dikenai wajib lapor
Terlapor atau terduga pelaku belum ditahan oleh penegak hukum karena masih dalam tahapan penyelidikan. Kendati demikian tetap dalam pengawasan dan pantauan aparat. Keduanya juga dibebankan wajib lapor 2 kali dalam seminggu.
8. Saksi, korban dan terlapor sudah diperiksa
Aparat telah memeriksa dan mengambil keternagan saksi, korban dan juga terlapor. Namun terlapor berbelit-belit dalam memberikan keterangan. Dan untuk memperkuat bukti dalam penyelidikan, aparat penyidik berencana akan melakukan tes DNA.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu