SUMBA TIMUR, iNewsSumba.id – Mahal dan sulitnya mendapatkan ikan laut untuk dikonsumsi warga Kecamatan Kahaungu Eti, Kabupaten Sumba Timur, NTT hingga kini masih jadi problema warga. Padahal di sisi lain ikan punya nilai gizi yang tinggi untuk ibu hamil, anak dan warga pada umumnya. Kasus gizi buruk dan kurang hingga stunting bisa ditekan, juga tentunya ibu hamil yang alami Kekurangan Energi Kronis (KEK).
Salah satu upaya untuk menyikapi permasalahan itu adalah dengan budi daya ikan air tawar. Demikian solusi yang ditawarkan dan dilakukan oleh Pemkab Sumba Timur melalui Dinas Kelautan dan Perikanan sebagaimana dipaparkan oleh Bupati Sumba Timur Khristofel Praing dalam Kegiatan Kampanye Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) di Kahaungu Eti, Kamis (21/9/2023) siang lalu.
“Ikan mengandung gizi yang sangat tinggi, antara lain protein, asam lemak omega-3 dan vitamin. Juga meminimalkan resiko sejumlah penyakit, dan bagus untuk perkembangan otak. Ikan dan kandungan yang dimilikinya sangat baik dan dibutuhkan oleh ibu hamil dan menyusui juga anak – anak,” tandas Khristofel dihadapan ratusan warga yang hadir dalam kegiatan itu.
Diakui Khristofel bahwa kawasan Kahaungu Eti jauh dari laut dan sulit untuk warga mendapatkan ikan laut segar dan harga yang bersahabat. Menyiasatinya salah satu dengan langkah budidaya ikan air tawar oleh kelompok - kelompok di desa.
“Hari ini dibagikan benih ikan air tawar dan sebelumnya telah pula diserahkan melalui Dinas Kelautan dan Perikanan. Lahannya juga telah ada dan tinggal dikembangkan dan dioptimalkan. Tentunya ke depan masyarakat juga yang akan rasakan manfaatnya,” ungkap Khristofel.
Bupati yang hadir didampingi Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Dominggus Hina Kondanamu, Ketua TP PKK, Merliaty Simanjuntak dan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumba Timur, Markus K Windi itu lebih lanjut meminta ke depannya camat serta kepala desa mengawal program Gemarikan dan budidaya ikan air tawar.
“Pak Camat dan Kades kawal program ini, dan nanti juga jika ada BLT jangan hanya telur ayam terus yang dibeli atau diadakan. Usahakan juga untuk ikan. Optimalkan pula tenaga kesehatan dan gizi di Puskesmas untuk membantu berikan pemahaman pada warga,” tegas Khristofel.
Bupati Sumba Timur dan Rombongan hadir langsung dalam kampanye Gemarikan di Kecamatan Kahaungu Eti - Foto : Dion. Umbu Ana Lodu
Sejumlah warga yang ditemui mengakui sulit dan mahalnya ikan laut di Kahaungu Eti. Mereka hanya berharap hari pasar yang dgelar sehari dalam seminggu.
“Hari pasar kena tiap Rabu, itu baru kita lihat dan dapat ikan laut yang lumayan segar tapi mahal juga. Paling murah 100 ribu dapat 5 ekor ikan batu atau tongkol agtau malara ,” ungkap Sherly Indrawati seorang ibu rumah tangga.
“Kadang ada juga yang lewat jual ikan pakai motor tapi itu tadi, jauh dari laut, ikannya tidak segar lagi. Sudah mahal tidak segar!” timpal Yebriani, ibu rumah tangga lainnya.
Dikesempatan terpisah, Markus K Windi, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumba Timur menjelaskan untuk Kecamatan Kahaungu Eti punya lahan potensial untuk dikembangkan ikan air tawar. Namun belum semuanya dioptimalkan. Hal itu juga dibenarkan oleh Umbu Ndapa Anding, Camat Kahaungu Eti ketika ditemui iNews.id di tempat yang sama.
“Sementara baru Desa Kotak Kawau dan Kamanggih yang baru ditebar beni ikan termasuk yang diserahkan secara simbolis oleh Pak Bupati tadi. Kalau di Kota Kawau ada 8300 ekor benih ikan nila, karper 700 ekor dan lele 200 ekor. Kalau Desa Kamanggih benih yng ditebar sebanyak 8700 ekor nila, dan benih ikan lele sebanyak 100 ekor,” urai Markus Windi.
“Kalau lahan potensial totalnya 25 hektar. Namun yang dioptimalkan saat ini baru 2, 35 hektar,” timpal Umbu Anding.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu