JAKARTA, iNewsSumba.id – Laga internasional yang mempertemukan Jansen Hebi Marapu versus Taiga Imanaga di Tokyo - Jepang kian dekat. Mengadapai laga yang akan digelar pada Sealsa (25/7/2023) mendatang, kondisi fisik Hebi Marapu semakin Fit. Hal itu berkat latihan keras dan disiplin di sasana juga dukungan tim nutrisi olahraga yang memantau asupan gizinya.
Tidak main – main untuk mengawasi asupan gizi dan nutrisi, manajemen Hebi Marapu menggandeng ahli ahli gizi dari Universitas Esa Unggul, Dr. Mury Kuswari, S.Pd., M.Si dan Nazhif Gifari, S.Gz. Keduanya sebelumnya pernah memberi andil dalam persiapan tanding tim taekwondo Indonesia, yang merebut 1 medali emas, 4 perak dan 4 perunggu di ajang SEA Games 2023 Hanoi, Vietnam lalu.
Hebi dan timnya mengakui dan menyadari penuh bahwa, pengaturan pola makan dan asupan gizi berperan penting dalam menjaga berat badan. Hal ini menjadi vital bagi atlet combat sports, seperti Hebi, yang bertanding menurut kategori berat badan.
Untuk diketahui, sebelumnya Hebi baru mulai menurunkan berat badan sekitar 2 hingga 1 pekan jelang timbang badan resmi. Akibatnya, penurunan berat badan dilakukan secara drastis, sehingga adakala di mana saat timbang badan dirinya masih kelebihan beberapa ratus gram dari batas yang ditentukan. Karena itu, agar bisa sesuai dengan ambang batas terpaksa harus lakukan jogging atau lompat tali mengenakan baju sauna.
Namun dengan pengaturan asupan gizi dan nutrisi tepat dan diawasi ahli, Hebi selain lebih dan tetap fit juga bisa memangkas persentase lemak tubuh dari 16 persen menjadi 13 persen. Selain itu bisa meningkatkan massa otot. Juga tentu tidak perlu cemas kelebihan berat badan, karena sudah masuk dalam batas ideal sejak fase akhir persiapan.
“Saya juga merasa lebih fit dan kondisi tubuh lebih enak. Awalnya memang tidak mudah karena mau makan harus lapor, ada yang harus dikurangi, ada yang harus ditambah. Tapi ini masalah kebiasaan saja. Lagi pula, ini adalah konsekuensi dari pilihan saya menjadi petinju profesional,” ungkap petinju asal kampung Kallu, Sumba Timur, NTT ini.
Kepada wartawan, tim ahli gizi dan nutrisi menyatakan, guna hasil optimal, tim nutrisi olahraga selalu berkoordinasi dengan pelatih terkait program latihan. Selain itu juga juga memantau parameter fisik Hebi secara berkala, seperti berat badan, persentase lemak juga massa otot.
“Jika Hebi dalam tahap latihan intensitas tinggi, kami rekomendasikan pemenuhan protein. Kami juga menjauhi sauna dan diet ketat. Kami bukan pesulap atau dukun. Kami bekerja berdasarkan target. Penurunan berat badan dilakukan secara gradual hingga waktu bertanding. Kami juga selalu memantau supaya jika target tidak tercapai kami tahu masalahnya ada di mana,” urai Nazhif.
Ditambahkan Mury, dalam menyusun program gizi, mereka tidak banyak mengubah menu yang dikonsumsi Hebi. Bagi kedua ahli nutrisi, pada prinsipnya gizi yang tepat tidak memerlukan bahan makanan yang mahal. Karena bisa didapatkan dari bahan makanan yang ditemui sehari-hari. Selain itu, penurunan berat badan dilakukan dengan cara yang aman dan tanpa mengalami dehidrasi pada saat bertanding.
“Ini analogi yang sederhana. Coba bayangkan, mobil sport seperti Ferrari diisi bahan bakar premium. Pasti performanya tidak akan maksimal. Atau, diisi solar. Jadinya malah rusak. Jadi jika ingin performanya optimal, bahan bakar harus tepat. Contoh lain yang juga sering terjadi adalah kapasitas tangki 40 liter, tapi hanya diisi 10 liter. Akibatnya bisa kencang tapi tidak sampai finis,” papar Mury yang menjabat sebagai ketua program studi ilmu gizi Universitas Esa Unggul.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu