SUMBA TIMUR, iNewsSumba.id – Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Sumba Timur, NTT mendukung upaya Pemerintah kabupaten (Pemkab) dalam upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) serta menekan angka Stunting. Dukungan dan tekad itu mengemuka dalam Rapat Kerja Cabang (Rakercab) IBI setempat yang dilaksanakan di Gedung Nasional Umbu Tipuk Marisi, Kota Waingapu, Rabu (31/5/2023).
“Rakercab ini merupakan wadah evaluasi bagi seluruh anggota sekaligus wahana konsolidasi untuk memperkuat peran bidan dalam upaya mendukung Pemerintah empercepat penuruan AKI, AKB dan stunting,” jelas Ketua IBI Pengcab. Sumba Timur, Bidan Maria Christina Endang Sukartiningsih, pada wartawan di sela – sela kegiatan Rakercab itu.
Rakercab yang dihadiri ratusan bidan yang berasal dari seluruh Fasilitas Kesehatan itu dibuka secara resmi oleh Bupati didampingi Ketua DPRD Sumba Timur serta Sekretaris PB IBI NTT, Ummu Zakiah.
Bupati Sumba Timur Khristofel Praing dalam sambutannya menekankan pentingnya profesi bidan dan juga organisasi profesi yang menaunginya. Rakercab yang dilaksanakan ini, kata Bupati adalah bentuk nyata dari solidnya para bidan dan juga kenyataan bahwa bidan benar – benar dibutuhkan perannya di masyarakat.
Hal yang juga ditekankan Bupati Khristofel adalah masalah ibu dan anak baik dari sektor kesehatan dan ekonomi maupun sosial masih menjadi problem nasional.
“Kesehatan Ibu dan Anak sampai saat ini masih menjadi masalah utama baik di tingkat Nasional, Provinsi NTT maupun Kabupaten Sumba Timur. Saat ini Indonesia masih menempati urutan kedua tertinggi Angka Kematian Ibu dan Bayi di wilayah Asia Tenggara. Sementara untuk Provinsi NTT, Angka Kematian Ibu dan Bayi masih tergolong cukup tinggi, jika dibandingkan dengan Provinsi-Provinsi lain di Indonesia. Pada tahun 2022 angka kematian ibu di NTT mencapai 149 kasus, dan angka kematian bayi baru lahir mencapai 744 kasus. Sedangkan kasus stunting mencapai 24,2 persen,” urainya.
Khusus di Sumba Timur papar Khristofel, AKI dan AKB juga masih tergolong cukup tinggi, yaitu pada tahun 2022 AKI berjumlah 10 orang, AKB 88 orang. Ditambah lagi masalah kesehatan anak lainnya seperti gizi buruk dan stunting yang juga masih menjadi masalah yang serius.
Bupati Sumba Timur, Khristofel Praing hadir dan membuka secara resmi Rakercab IBI Cabang Sumba Timur di Gedung Nasional Umbu Tipuk Marisi, Kota Waingapu - Foto : Dion. Umbu Ana Lodu
“Untuk tahun 2023 kondisi sampai bulan April yang lalu, data menunjukan bahwa AKI sebanyak 1 orang, AKB sebanyak 19 orang dan kasus stunting berjumlah 13,3 persen balita stunting,” timpal Khristofel.
Sebelumnya Sekretaris PB IBI NTT, Ummu Zakiah mengatakan angka kelahiran di NTT masih tinggi. Hal mana sebut dia terkait erat dengan potensi terjadinya AKI, AKB dan juga stunting. Karena itu pihaknya menaruh harap agar IBI siap hadapi persoalan itu di tengah tuntutan dan harapan masyarakat agar bidan meningkatkan perannya secara bekualitas dan bertanggungjawab.
Ali Oemar Fadaq, Ketua DPRD Sumba Timur yang juga turut memberikan sambutannya menekankan pada profesi mulia bidan. Menurutnya, bidan selalu siap untuk membantu ibu dan bayi tidak hanya pada saat persalinan namun juga saat kehamilan ibu.
“Karena bidan menjadi salah satu ujung tombak kesehatan yang diperhadapkan pada sejumlah kendala seperti syarat kompetensi dan surat ijin praktek tentu perlu menjadi pencermatan pemerintah khususnya di Sumba Timur. Bidan harus dibantu oleh Pemkab lewat instansi teknis yang membawahinya agar bidan bisa beperan aktif dalam menjalankan tugasnya dan tentu hak – haknya juga perlu diberikan ketika kewajibannya telah dijalankan,” urai Ali
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu