Cafe Janji Bui Berbentuk Kapal Segera Dibuka di Kawasan Lapas Kelas II B Waikabubak Sumba Barat

SUMBA BARAT,iNewsSumba.id - Jika anda melewati jalan Trans Sumba melewati Kabupaten Sumba Barat, mari singgah di Cafe "Janji Bui" yang merupakan hasil buah pikiran Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Kelas II B Waikabubak, Yohanis Varianto.

Hal ini disampaikannya saat berbincang dengan iNews.id di sela- sela kegiatan Workshop kegiatan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Pembangunan Zona Integritas (ZI) berlangsung di Hotel Neo Aston, Senin (27/2/2023).

Dimana cafe unik berbentuk kapal ini sangat direkomendasikan bagi anda untuk beristirahat dan juga berfoto dan diabadikan di media sosial anda sambil menikmati menu lokal khas Sumba seperti kopi dan kacang sumba.

Menurut Varit sapaan akrabnya, ide awal pembuatan cafe berbentuk kapal ini saat ia melihat lahan tidur di depan lapas, muncul ide di kepalanya membuat lahan holtikultura, lalu karena lokasinya sangat indah, ia membuat kapal kecil sebagai tempat nongkrongnya bersama para pegawai lapas, dan dari obrolan mereka inilah muncul gagasan membuat cafe berbentuk kapal besar berbahan bambu ini.

"Ide ini sebenarnya muncul begitu saja, saat saya melihat lahan tidur (pepohonan dan rerumputan) kami mulai membuat lahan holtikultura, sayur dan lain- lain dan kami mulai nongkrong di lokasi tersebut. Awalnya kami cuma buat kapal kecil, tapi kemudian kami punya gagasan kenapa tidak di buat cafe saja yang unik dan berbentuk kapal, jadi bersama warga binaan saya kumpulkan mereka dan kami kolaborasi membangun kapal ini,” jelasnya.

Adapun lanjut Varit, seluruh bahannya ramah lingkungan karena berasal dari bambu. Bambu dipilih karena cukup melimpah dan kebanyakan dipakai hanya untuk pagar. Padahal bisa dipakai untuk aneka bentuk kerajinan dan kreatifitas lainnya.

Perihal nama ‘Janji Bui’ Varit mengisahkan filofisnya. Dimana agar para warga binaan saat keluar dari lapas ini dapat menjadi orang yang berguna bagi lingkungan mereka dan tidak mengulangi tindakan pidana mereka. Bahkan sudah ada warga binaan yang dalam proses asimilasi yang dipekerjakan di cafe ini.

"Saya namakan Cafe ini Janji Bui, agar semua warga binaan saat kembali ke masyarakat nanti dapat menjadi orang yang berguna, seperti janji mereka saat masih di tahanan, dan cafe ini merupakan buah karya warga binaan saya yang luar biasa, nantinya di cafe ini seluruh hasil kerajinan tangan seperti tas dari karung bekas yang sangat indah dari warga binaan, akan kami jual dan uang dari penjualan souvenir itu akan diberikan kepada mereka sebagai tabungan sehingga saat mereka keluar nanti mereka sudah punya sedikit pegangan," paparnya.

Menu yang ditawarkan menarik dimana kata Varit mengatakan Cafe ini menyajikan menu lokal seperti kopi dan kacang khas sumba serta beragam menu dengan nama yang unik, seperti Nasi Goreng Remisi dan lain- lain.

" Kalau soal menu, saat ini kami masih konsep, tapi sudah pasti menu lokal seperti kopi dan kacang khas sumba yang sudah terkenal kami siapkan, lalu soal menu kami punya nama menu yang unik, salah satunya Nasi Goreng Remisi, yaa tetap ada unsur Lapas yaa," timpalnya sambil tersenyum.

Karena konsepnya unik tentu butuh waktu untuk pemantapannya. Sehubungan dengan itu, rencananya Cafe Janji Bui ini akan dibuka komplit pada Mei 2023 mendatang. Namun bagi anda yang kebetulan melewati Kabupaten Sumba Barat, anda dapat langsung singgah dan menikmati keindahan dan kenyamanannya, karena cafe ini sudah dapat digunakan, bahkan ada beberapa wisatawan dari Belanda dan Inggris serta pihak Gereja yang datang dan menikmati keindahan Cafe ini.

" Rencananya kami akan launching Cafe Janji Bui ini pada Mei 2023 mendatang, bersamaan dengan panen raya holtikultura, bagi wisatawan lokal yang kebetulan melewati Kabupaten Sumba Barat, silahkan singgah di Cafe Janji Bui, kami sudah soft opening, bahkan ada wisatawan dari Belanda dan Inggris yang singgah di cafe kami,” paparnya.

Selain itu Cafe ini juga terbuka untukk gelaran acara formal dan non formal. Jadi selain menarik lokasinya juga tentunya akan bisa sekalian menikmati alaminya lingkungan sekitar.

Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu