Ketika Vatikan Menapaki Sumba: Pesan Toleransi dari Monsinyur Piero Pioppo Saat Resmikan Gereja MBSM
WAINGAPU, iNewsSumba.id-Duta Besar Vatikan untuk Indonesia menapaki akhir masa misinya selama delapan tahun di Indonesia dengan menahbiskan gereja di Waingapu. Yaa, Umat Katolik di Sumba Timur mencatat sejarah, Selasa (7/10/2025). Monsinyur (Mgr.) Piero Pioppo, Duta Besar Takhta Suci Vatikan untuk Indonesia, menahbiskan Gereja Maria Bunda Selalu Menolong (MBSM) di Kelurahan Kambadjawa. Peristiwa ini menambah catatan manis bagi iman Katolik di pulau yang dikenal karena kekayaan adat dan kerukunan antaragama.
Prosesi adat Panggarra Taungu membuka jalan bagi kehadiran sang Nunsius Apostolik. Dalam iringan gong dan tarian tradisional, Pioppo menuju altar, menandatangani prasasti, dan membuka pintu gereja dengan tongkat jabatannya. Riuh tepuk tangan pecah, sebuah tanda syukur dari umat yang telah menanti hampir satu dekade.
Dalam sambutannya, Pioppo berbicara lembut namun tegas.“Saya bersyukur melihat betapa indahnya keberagaman di Indonesia, khususnya di Sumba. Gereja ini lahir dari tangan-tangan berbagai keyakinan, dan itu menunjukkan bahwa cinta Tuhan tak terbatas pada satu agama, kita satu tubuh dan roh di dalam Tuhan,” katanya.
Tokoh Ketua PP Muhammadiyah dan Juga Wakil Ketua MUI Sumba Timur, H. Ilyas Ismail, menegaskan hal yang sama. “Kami umat Islam mendukung penuh pembangunan gereja ini. Para tukang Muslim turut membantu, dan itu bukti nyata bahwa toleransi bukan hanya kata, tetapi tindakan,” ujarnya di sela acara.
Tokoh umat Katolik Keuskupan Waitabula, Melkianus Lubalu, menambahkan, kehadiran Duta Besar Vatikan menjadi berkat tersendiri. “Kami sangat bangga. Ini kehormatan besar karena utusan Sri Paus hadir langsung untuk memberkati gereja kami,” katanya.
Bupati Sumba Timur, Umbu Lili Pekuwali, menilai peristiwa ini sebagai refleksi semangat kebersamaan masyarakatnya. “Sumba Timur menjadi contoh bahwa perbedaan bisa berjalan beriringan. Semua pihak hadir dan saling menghargai. Ini momentum penting bagi daerah kita,” ujarnya.
Bupati Sumba Timur, Umbu Lili Pekuwali, Tokoh Umat Katolik Keuskupan Waitabulla, Melkianus Lubalu dan H. Ilyas Ismail, Wakil Ketua MUI dan sejumlah ulama hadir berikan dukungan dan proviciat-Foto Kolase: Dion. Umbu Ana Lodu
Pembangunan gereja yang dimulai tahun 2015 ini memang menyimpan kisah panjang: tentang kerja keras, keterbatasan, dan doa yang tidak putus. Namun di akhir perjalanan itu, berdirilah sebuah simbol iman dan persaudaraan yang memancarkan cahaya di atas bukit Kambadjawa.
Mgr. Pioppo sendiri mengungkapkan rasa haru menjelang akhir masa tugasnya di Indonesia. “Saya akan segera berpindah ke Spanyol dan Andora, tetapi kenangan tentang Sumba dan Indonesia akan selalu saya bawa. Di sini saya menemukan kasih yang hidup dalam perbedaan,” ujarnya.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait