Skandal Cinta Terlarang di Tubuh Polda NTT, Dua Anggota Walpri Terjungkal ke Patsus

Emi Maunmuti
Cinta terlarang dua oknum anggota Polri di NTT, terbongkar di Sumba Tengah (Foto: Freepik)

KUPANG, iNewsSumba.id – Aroma skandal asmara kembali menyeruak di tubuh Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur (Polda NTT). Dua anggota yang sehari-hari bertugas di lingkaran dekat pimpinan, yakni AKP BI yang dikenal sebagai ajudan Spripim Polda NTT, dan seorang polwan berinisial Briptu IA, dipergoki tengah berduaan di sebuah kamar hotel ternama di Katikutana, Sumba Tengah, Jumat (8/8/2025) malam lalu.

Kabar perselingkuhan itu langsung menjadi buah bibir lantaran keduanya bukan personel biasa. Nama AKP BI sudah dikenal luas karena posisinya melekat pada pimpinan, sementara Briptu IA selama ini tampil sebagai polwan muda yang kerap aktif di sejumlah kegiatan institusi.

Kabid Humas Polda NTT, Kombes Pol Henry Novika Chandra, mengonfirmasi bahwa keduanya kini dijatuhi sanksi tegas berupa penempatan khusus (Patsus) sekaligus dinonjobkan dari jabatan semula. Mereka dipindahkan ke bagian Pelayanan Markas (Yanma) Polda NTT.

“Jadi yang bersangkutan, Kompol B dan Briptu I, sudah mendapat Patsus dan dinonjobkan dari jabatannya. Selain itu, keduanya dimutasi ke bagian Yanma Polda NTT. Mereka masih diperiksa mendalam,” ujar Henry, Kamis (20/8/2025).

Skandal ini menampar citra Polri di NTT, terlebih setelah publik ramai memperbincangkan insiden yang seolah memperlihatkan kelonggaran etika aparat. Bagi masyarakat, kejadian ini tidak sekadar soal cinta terlarang, tetapi juga soal wibawa institusi penegak hukum.

Henry menegaskan, tindakan disiplin tersebut merupakan bukti bahwa Polda NTT tidak akan mentolerir pelanggaran kode etik dan disiplin sekecil apa pun. “Pemberian sanksi ini merupakan komitmen kami dalam menegakkan hukum, baik kode etik maupun disiplin terhadap setiap anggota Polri,” tegasnya.

Meski demikian, Polda NTT tetap menekankan asas praduga tak bersalah hingga ada putusan yang berkekuatan hukum tetap. Namun, pengawasan internal tetap berjalan, sambil publik menunggu bagaimana akhir dari drama memalukan ini.

Kasus ini menjadi pengingat bahwa di balik seragam dan pangkat yang disandang, polisi tetap manusia biasa yang bisa terjebak dalam nafsu pribadi. Bedanya, konsekuensi mereka jauh lebih berat, karena setiap langkah berimbas pada marwah institusi.

Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network