Pada hari keempat, para fasda akan melakukan simulasi langsung di sekolah dasar mitra untuk mengasah keterampilan praktik dan memantapkan pemahaman teori yang telah diperoleh. Setelah pelatihan, fasda akan melanjutkan tugasnya dengan melatih para guru di sekolah mitra serta melakukan pendampingan berkelanjutan demi memastikan implementasi program berjalan optimal.
“Melalui pelatihan ini, kami berharap para fasilitator mampu menjadi agen perubahan yang dapat meningkatkan kualitas literasi anak-anak di Sumba Timur dan Sumba Tengah. Program membaca berimbang terbukti efektif dalam membangun fondasi literasi yang kuat pada anak usia dini,” papar Rafael.
YLAI percaya bahwa kolaborasi antara fasilitator, guru, dan komunitas sekolah dan dukungan dari Dinas Pendidikan adalah kunci dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan literasi anak secara berkelanjutan.
Diakui Rafael, pemilihan Fasda merujuk pada rekomendasi Dinas Pendidikan dari masing- masing Kabupaten.
Dalam kesempatan terpisah, Stepanus Ndapamerang, Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar pada Dinas Pendidikan Sumba Tengah mengharapkan kehadiran YLAI bisa berdampak bagi pendidikan dasar di Sumba Tengah bahkan Pulau Sumba secara umum.
Sementara itu, Umbu Ndilu Hamandika Kepala Bidang Pembinan Sekolah Dasar pada Dinas Pendidikan Sumba Timur mengatakan, pemilihan fasda kali ini berdasarkan kualitas dan kapabilitas guru. Selain itu pihaknya menyadari literasi dan numerasi anak-anak baik nasional maupun daerah masih rendah. Dimana sebut dia, khusus di Sumba Timur baru di posisi 60,11 persen indeksnya.
“Literasi dan numerasi sangat diperlukan untuk terus ditingkatkan kualitasnya apalagi kita di Sumba Timur ini ada 624 satuan pendidikan dimana diantaranya ada 264 Sekolah Dasar. Karena itu kehadiran YLAI dan juga Fasda tentu sangat membantu dan penting untuk melakukan inovasi. Karena itu jangan ragu dan takut berinovasi, ingat Bos kita adalah regulasi, jadi bukan orang, kita taat dan patuh sesuai regulasi,” paparnya.
Untuk diketahui, YLAI adalah organisasi nirlaba yang berfokus pada pengembangan literasi anak di Indonesia melalui pelatihan, pendampingan, dan penguatan komunitas pendidikan. YLAI aktif mempromosikan kebiasaan membaca dan literasi melalui berbagai program, termasuk festival buku anak-anak dan pelatihan guru.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait