Dalam sesi diskusi, sejumlah tokoh lokal menyampaikan pandangan mereka. Tokoh masyarakat Lukas Suma menyatakan komitmennya untuk terus mengimbau para pemuda agar menahan diri. Kepala Dusun II, Aminudin Hasan, menjelaskan bahwa Bhabinkamtibmas dan Babinsa sudah turun langsung memberikan edukasi kepada warga.
Ketua Ta’mir Masjid Domloli, Muhamad Usman, menyerukan penegakan hukum tegas terhadap pelaku tawuran. Ia berharap tindakan hukum bisa memberikan efek jera. Hal senada diungkapkan Ketua Pemuda GMIT Penabur, Apungla Nahor Beriledang, yang mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dampak konflik terhadap kegiatan gereja, termasuk terhambatnya persiapan Paskah.
Sementara itu, Camat Teluk Mutiara berkomitmen mengoordinasikan proses penyelesaian melalui pendekatan budaya lokal. Ia mengusulkan pelaksanaan upacara adat “Adatia” sebagai simbol perdamaian yang menyatukan pihak-pihak yang bertikai.
Rapat yang dijaga ketat oleh aparat Polres Alor itu berakhir pukul 17.35 Wita. Wakapolres KOMPOL Jeri Samzon Puling dan para pejabat utama turut hadir dalam pertemuan tersebut.
Kapolres Alor menegaskan pihaknya akan terus melakukan pemantauan intensif dan tetap berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah guna menjamin keamanan dan ketertiban di wilayah hukum Polres Alor.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait
