SUMBA TIMUR, iNewsSumba.id – Lebih dari sepakan terakhir warga di Kabupaten Sumba Timur meraskan sulitnya memperoleh minyak tanah. Padahal BBM ini vital bagi warga untuk keberlangsungan aktifitas dapur rumah tangga. Terkait hal itu, Pemkab setempat menyikapinya dengan mengundang rapat sejumlah elemen terkait, plus meminta Pertamina agar secepatnya menunjukan agen penyalur minyak tanah khusus non subsidi.
Umbu Ngadu Ndamu, Plh Sekda Sumba Timur (Foto : Dion Umbu Ana Lodu/iNewsSumba.id)
Umbu Ngadu Ndamu, selaku Pelaksana Harian (Plh) Sekda Sumba Timur menegaskan urgensi penunjukan agen bbm non subsidi khusus minyak tanah guna meminalisir potensi terjadinya kelangkaan akibat minyak tanah subsidi yang tidak tepat sasaran.
“Memang sudah sangat urgen penentuan atau penunjukan agen yang menyalurkan BBM khususnya minyak tanah non subsidi di Sumba Timur,” tandas Umbu Ndamu, Kamis (1/9/2022) di ruang kerjanya.
Lebih lanjut dijelaskan sosok yang juga menjabat Asisten I Setda Sumba Timur itu, rapat terkait dengan kelangkaaan BBM terkhususnya minyak tanah telah digelar sebanyak 3 kali.
“Dalam rapat teknis terakhir ditemukan adanya tidak meratanya pasokan minyak tanah dari 2 agen ke 95 pangkalan. Ketiadaan agen khusus untuk minyak tanah non subsidi juga menjadi pencermatan dan perhatian karena kontraktor akhirnya berpotensi untuk membeli minyak tanah subsidi,” urainya.
Selain itu kata Umbu Ndamu,kepada pengecer yang sekarang masih menimbun atau menumpuk minyak tanah, hanya miliki batas waktu menjual hingga Jumat (2/9/2022) pukul 00 : 00 WITA. Selanjutnya memasuki Sabtu (3/9/2022) tidak boleh lagi ada pengecer karena akan ada operasi penertiban oleh tim terpadu.
Kelangkaan BBM terkhususnya minyak tanah di Sumba Timur bahkan di Pulau Sumba memang terasa lebih dari sepekan terakhir. Bahkan ada pengecer yang menjual minyak tanah dengan harga hingga 50 ribu/jerigen kapasitas lima liter dan ada pula yang menjual dengan harga 10 hinggga 15 ribu/liternya.
“Saya kemarin terpaksa beli di pengecer 1 liter 15 ribu, yaa terpaksa sudah saya beli tahan satu liter. Karena dipangkalan kosong. Harga normal pangkalan sebenarnya 4 ribu perliter,” jelas Yanti seorang warga Kambadjawa.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait