get app
inews
Aa Text
Read Next : Tiga Pusaran Badai Kepung Nusantara: BMKG Keluarkan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem

Polemik Skripsi Jokowi Menghangat: Dua Pendapat Beradu di Rakyat Bersuara

Rabu, 26 November 2025 | 08:21 WIB
header img
Pakarr komunikasi politik, Effendy Gazali-Foto: Tangkapan Layar

JAKARTA, iNewsSumba.id — Perdebatan soal keaslian skripsi Presiden Joko Widodo kembali mengemuka dan memanas setelah dua narasumber menghadirkan pandangan yang saling bertolak belakang dalam program Rakyat Bersuara di iNews TV, Selasa (25/11/2025).

Pakar komunikasi politik Effendi Gazali menjadi salah satu pihak yang paling kritis. Ia mempertanyakan absennya tanda tangan pembimbing dan dekan dalam lembar pengesahan skripsi Jokowi. “Aneh. Harus ada tanda tangannya. Kalau tidak ada tanggalnya, itu janggal,” kata Effendi tegas.

Menurutnya, prosedur akademik sangat jelas: setiap skripsi harus melewati proses ujian, perbaikan, dan pengesahan. “Di semua skripsi, pasti ada tanggal ujiannya, tahun ujiannya, ditandatangani pembimbing dan dekan. Itu standar,” tambahnya.

Di sisi lain, pengacara Jokowi, Rivai Kusumanegara, menyampaikan bahwa lembar tersebut memang ada, namun terpisah dari naskah skripsi. “Ada lembar pengesahan oleh pembimbing dan dekan. Memang tidak disisipkan, tapi barang itu ada,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa tiga penguji memberikan nilai A kepada skripsi Jokowi. Hal itu menurutnya menunjukkan bahwa proses akademik dilakukan dengan benar. “Ditandatangani tiga penguji dan ada nilainya. Tidak ada yang hilang,” kata Rivai.

Diskusi dalam program itu berlangsung intens karena publik menaruh perhatian besar terhadap isu ini. Dua pandangan yang berbeda membuat masyarakat kembali mempertanyakan standar administrasi kampus pada era Jokowi kuliah.

Effendi menyatakan bahwa klarifikasi kampus merupakan langkah yang paling ideal agar kebingungan tidak berkepanjangan. “Kalau ada yang terpisah atau hilang, kampus harus jelaskan secara resmi,” ujarnya.

Sementara Rivai mengingatkan agar isu ini tidak dipolitisasi. Menurutnya, verifikasi sudah dilakukan dan dokumen autentik tetap ada. Program malam itu akhirnya menjadi ruang adu argumen yang memperkaya sudut pandang publik soal validitas dokumen pendidikan seorang kepala negara.

Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut