Ada 17 Rekomendasi untuk Ketahanan Pangan di Sumba Timur: Dari Benih Lokal hingga Regulasi Baru
WAINGAPU, iNewsSumba.id-Sebuah semiloka penting digelar di Waingapu dan menghasilkan 17 rekomendasi strategis terkait masa depan ketahanan pangan wilayah. Acara yang digelar Yayasan KEHATI, KOPPESDA, dan KRKP dan juga libatkan unsur jurnalis itu itu menjadi titik balik diskusi kebijakan pangan berbasis potensi lokal di Sumba Timur.
Berlangsung 14 November 2025 di Aula Akper Waingapu beberapa hari lalu, kegiatan ini dihadiri pemerintah, akademisi, lembaga swadaya, hingga mahasiswa dan tentunya unsur media massa. Diskusi berlangsung hangat, dipandu Umbu Ndamu, dengan lima narasumber dari berbagai institusi pemerintahan dan masyarakat sipil.
Salah satu poin yang mencuat adalah perlunya regulasi baru yang mengatur sistem pangan lokal. Peserta mendorong pemerintah daerah menghidupkan kembali Perbup Hilu Liwanya dan memperkuatnya dengan kebijakan turunan hingga tingkat desa.
Rekomendasi penting lainnya adalah revitalisasi benih pangan lokal, pendokumentasian praktik baik oleh akademisi, serta riset terapan khusus pertanian lahan kering. Para peserta menilai bahwa Sumba Timur membutuhkan basis ilmiah yang kuat untuk mengantisipasi perubahan iklim.
Dalam forum yang sama, pemerintah desa didorong memastikan penggunaan Dana Desa minimal 20 persen untuk ketahanan pangan dan gizi. Peserta juga mengingatkan pentingnya edukasi kepada masyarakat terkait kandungan gizi pangan lokal seperti gembili, keladi, dan jagung lokal.
Dari perspektif teknis, peserta mendorong pemanfaatan informasi iklim dari BMKG untuk menentukan pola tanam. Selain itu, pengembangan lumbung pangan keluarga, sistem kebun campur, dan pengolahan pangan lokal turut mengemuka sebagai prioritas jangka pendek.
Pemerintah daerah melalui Bappeda diminta menyusun Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi. Langkah ini dinilai mendesak, mengingat perubahan pola konsumsi masyarakat yang semakin bergeser dari pangan lokal ke pangan pabrikan.
Kadis Pertanian dan Pangan Sumba Timur, Nico Pandarangga, menyatakan komitmen pemerintah mendukung hasil semiloka. Ia menegaskan bahwa ketahanan pangan tidak bisa dikerjakan sepihak, tetapi harus dibangun bersama seluruh pemangku kepentingan.
Semiloka ini juga menyoroti pentingnya peran media dalam mengangkat isu makanan lokal bergizi. Peserta mendorong media lokal untuk lebih aktif menyebarkan informasi keberhasilan kelompok masyarakat, termasuk praktik pertanian lahan kering yang terbukti adaptif.
Rekomendasi yang dihasilkan diharapkan menjadi peta jalan menuju kemandirian pangan yang berbasis kekayaan alam lokal. Dengan dukungan kebijakan yang tepat, peserta optimistis Sumba Timur mampu keluar dari ancaman krisis pangan akibat perubahan iklim.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu