Emosi Sejenak, Luka Seumur Hidup: Cucu Bacok Nenek di Pacitan Gara-Gara Ucapan Pedas

PACITAN, iNewsSumba.id – Suasana tenang selepas salat magrib di Desa Belah, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan, mendadak berubah menjadi jeritan pilu. Seorang nenek bernama Samiyem (70) bersimbah darah di rumahnya sendiri setelah dibacok cucunya yang masih berusia remaja.

Kejadian itu bermula dari pertengkaran kecil antara keduanya. Sang cucu, berinisial CR, tiba-tiba tersinggung oleh perkataan sang nenek yang menyinggung statusnya sebagai cucu angkat. Dalam kondisi emosi memuncak, CR kehilangan kendali. Ia meraih sebilah golok dan menebaskannya ke arah nenek yang selama ini membesarkannya.

“Pelaku mengaku kesal karena sang nenek mengatakan dirinya cucu angkat atau cucu pungut,” ungkap Kasat Reskrim Polres Pacitan, AKP Choirul Maskanan, Rabu (15/10/2025).

Golok yang seharusnya digunakan untuk kegiatan rumah tangga berubah menjadi alat yang menoreh luka dalam di kepala, punggung, dan pantat korban. Samiyem sempat tersungkur sebelum warga datang menolong dan melarikannya ke RSUD Darsono.

Kepala IGD RSUD Darsono, dr. Netty Nurnaningtyas, memastikan kondisi korban kini mulai stabil. “Lukanya cukup dalam akibat benda tajam, tapi sudah kami tangani dan kondisinya stabil,” katanya menenangkan.

Sementara itu, pelaku telah diamankan di Polsek Donorojo dan tengah diperiksa intensif oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Pacitan. Polisi memastikan proses hukum berjalan sesuai prosedur mengingat pelaku masih di bawah umur.

Peristiwa ini menyentak masyarakat Pacitan. Di balik sunyi desa, tersimpan kisah getir tentang amarah yang mengalahkan kasih darah dan hubungan keluarga.

“Ini pelajaran bagi semua, bahwa kata-kata bisa lebih tajam dari golok,” ujar salah satu warga Belah dengan nada getir.

Kasus ini tak hanya meninggalkan luka di tubuh sang nenek, tapi juga goresan dalam di hati keluarga tentang pentingnya kendali emosi dan komunikasi di rumah sendiri.

Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu