Kisah Pilu dari Konawe: Suami Serahkan Istri ke Pria Selingkuhan Lewat Prosesi Adat Tolaki

JAKARTA, iNewsSumba.id – Suasana haru menyelimuti sebuah prosesi adat Tolaki di Kecamatan Tongauna Utara, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Seorang suami berinisial SRH, dengan suara bergetar, menyerahkan istrinya kepada pria selingkuhan melalui ritual adat Mowea Sarapu atau Mosehe. Rekaman peristiwa itu viral dan menggetarkan ruang maya sejak Kamis (2/10/2025).
Dalam video berdurasi beberapa menit itu, SRH terlihat berdiri tegak di tengah pelataran rumah adat, dikelilingi keluarga dan tokoh adat. Di hadapannya berdiri sang istri, NS, bersama pria yang selama ini menjadi selingkuhannya.
“Sah secara agama dan adat hari ini, saya serahkan dia sepenuhnya kepadamu. Tolong jaga dia, bahagiakan dia,” ucap SRH dengan suara parau menahan tangis.
Prosesi adat Mosehe merupakan tradisi masyarakat Tolaki untuk menyelesaikan persoalan rumah tangga atau pelanggaran moral, termasuk perselingkuhan. Dalam ritual itu, pihak pria yang bersalah wajib menunaikan sejumlah syarat adat sebagai bentuk tanggung jawab dan pembersihan diri.
Menurut tokoh adat setempat, kali ini syarat yang harus dipenuhi berupa satu ekor kerbau (diganti dengan satu sapi), kaci, cerek, ta’awu, serta uang tunai Rp5 juta. Semua diserahkan di hadapan masyarakat sebagai simbol penyelesaian secara adat.
Sebelum ritual berlangsung, SRH sempat menggerebek istrinya bersama pria lain di sebuah rumah kos di Kecamatan Unaaha. Kasus itu sempat dilaporkan ke kepolisian lalu dibawa ke ketua adat dan kepala desa untuk diselesaikan secara kultural.
Momen itu membuat banyak warga menitikkan air mata. Bagi masyarakat Tolaki, ritual ini bukan sekadar seremonial, melainkan jalan menutup luka dengan kehormatan. “Kami berharap kedua pihak berdamai dan memulai hidup baru,” ujar salah satu tetua adat.
Video tersebut kemudian diunggah oleh akun Instagram @folkshiff dan langsung menyebar luas di berbagai platform. Ribuan komentar membanjiri kolom unggahan, sebagian besar menyebut keberanian sang suami sebagai bentuk ketulusan dan harga diri tak terukur.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu