get app
inews
Aa Text
Read Next : Pertanyaan tentang Makan Bergizi Gratis Berujung Pencabutan Kartu, PWI Angkat Bendera Peringatan

Lonjakan Keracunan Program Makan Bergizi Gratis, BGN Catat 5.914 Kasus Sepanjang 2025

Minggu, 28 September 2025 | 09:24 WIB
header img
Dokumentasi sejumlah siswa SDK Anda Luri diberikan penanganan medis Puskesmas Waingapu karena diduga alami keracunan paska mengkonsumsi menu MBG Februari 2025 lalu - Foto : iNewsSumba.id

JAKARTA, iNewsSumba.id – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digadang-gadang untuk memperbaiki kualitas gizi anak bangsa justru menyisakan catatan kelam. Badan Gizi Nasional (BGN) melaporkan ada 5.914 orang mengalami keracunan sejak Januari hingga September 2025.

Data resmi BGN menunjukkan tren kasus terus meningkat. Pada Januari hanya ada 94 orang terdampak, namun Februari melonjak menjadi 496 orang. Kasus sempat turun di April dengan 313 orang, lalu 433 orang di Mei. Pada Juli, jumlah keracunan tercatat 380 kasus. Ironisnya, Agustus naik signifikan hingga 1.988 orang dan September bahkan tembus 2.210 kasus.

“Totalnya ada 5.914 kasus keracunan terkait program MBG hingga September,” tulis laporan BGN yang disampaikan ke publik.

Di sisi lain, Maret dan Juni justru nihil kasus, yang memperlihatkan pola inkonsistensi. Menurut BGN, bakteri e-coli menjadi penyebab utama, terutama berasal dari air, nasi, tahu, dan ayam. Ada pula temuan staphylococcus aureus dari tempe dan bakso, salmonella dari ayam, telur, serta sayur, hingga bacillus cereus dari mie. Kontaminasi air dengan coliform, PB, Klebsiella, dan Proteus juga memperparah situasi.

Wakil Kepala BGN, Nanik S Deyang, tak kuasa menahan tangis ketika menyampaikan permohonan maaf. Ia mengaku bertanggung jawab atas insiden pangan yang mencoreng program MBG.

“Kami mengaku salah, kami mengaku salah atas apa yang terjadi insiden pangan ya, insiden pengamanan pangan,” ujarnya di Kantor BGN, Jakarta, Jumat (26/9/2025).

Meski begitu, Nanik menegaskan program MBG tetap penting untuk masa depan anak-anak Indonesia. Baginya, insiden ini menjadi alarm keras untuk perbaikan menyeluruh.

“Ini bukan soal angka, setiap kali anak sakit itu adalah tanggung jawab kami. Kesalahan kami sebagai pelaksana harus diperbaiki secara total,” tegasnya.

Program MBG sendiri sejak awal diluncurkan digadang sebagai solusi menurunkan stunting dan memperbaiki status gizi anak-anak. Namun, fakta ribuan kasus keracunan membuat publik menuntut evaluasi menyeluruh.

Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut