get app
inews
Aa Text
Read Next : Didesak Mundur, Kapolri Listyo Sigit Ogah Ikut: Saya Tunduk pada Presiden

Buntut Tragedi Affan Kurniawan: Kompol Cosmas Dipecat Tidak Hormat  dari Anggota Korps Brimob

Rabu, 03 September 2025 | 20:38 WIB
header img
Kompol Cosmas Kaju Gae, Danyon Resimen 4 Korbrimob di PTDH -Foto: MPI

JAKARTA, iNewsSumba.id – Sidang Komisi Kode Etik Profesi (KKEP) Polri resmi menjatuhkan putusan pemecatan tidak dengan hormat (PTDH) terhadap Kompol Cosmas Kaju Gae. Ia adalah Danyon Resimen 4 Korbrimob yang diduga terlibat langsung dalam insiden meninggalnya driver ojek online, Affan Kurniawan, saat demonstrasi ricuh di Jakarta Pusat.

Putusan itu dibacakan langsung oleh Ketua Majelis Sidang KKEP dalam tayangan virtual. “Pemberhentian Tidak Dengan Hormat atau PTDH sebagai anggota Polri,” tegasnya.

Kasus Cosmas menjadi titik gelap yang menampar wajah Polri di hadapan publik. Seorang perwira menengah Brimob harus menanggalkan seragamnya, bukan karena purna tugas terhormat, melainkan karena dianggap lalai dan melanggar kode etik berat.

Peristiwa bermula saat demo di Jakarta Pusat memanas. Affan Kurniawan, seorang mitra ojol yang ikut menyuarakan aspirasi, terjatuh dan diduga terlindas kendaraan taktis (rantis) Brimob Polda Metro Jaya. Nyawanya tak tertolong.

Mabes Polri bergerak cepat. Propam langsung menahan tujuh personel yang bertugas dalam operasi pengamanan demo hari itu. Hasil pemeriksaan kemudian membagi mereka ke dalam dua kategori: pelanggaran berat dan sedang.

Dua nama mencuat sebagai pelanggar berat: Kompol Cosmas Kaju Gae, perwira yang duduk di depan sebelah kiri sopir rantis, serta Bripka Rohmat, sang pengemudi. Bagi keduanya, konsekuensi tidak hanya etik, tapi juga bisa berlanjut ke pidana.

Sementara lima lainnya—Aipda M. Rohyani, Briptu Danang, Bripda Mardin, Bharaka Jana Edi, dan Bharaka Yohanes David—dikategorikan melakukan pelanggaran sedang. Sanksinya beragam: penundaan pangkat, demosi, atau penempatan khusus.

Kasus ini bukan sekadar soal disiplin. Ia telah melukai kepercayaan publik. Affan Kurniawan, nama yang kini jadi simbol, adalah pengingat bahwa aparat negara dituntut hadir melindungi, bukan mencederai.

Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut