SUMBA TIMUR, iNewsSumba.id-Jagad Maya di Sumba Timur pada 1 Oktober 2024 lalu dimeriahkan oleh aneka foto dan video yang menampilkan suasana selepas pelantikan anggota DPR, DPD, dan MPR RI masa jabatan tahun 2024-2029. Pasalnya, ada aura berbeda kala itu dimana Kayakka dan Kakalaku (Pekikan Khas Sumba Timur) membahana di salah satu sisi Gedung MPR-DPR Senayan.
Yaaa, kala itu sejumlah warga Sumba Timur hadir berbaur dengan warga diaspora Sumba dalam momentum pelantikan Umbu Kabunang Rudi Yanto Hunga sebagai Wakil Rakyat. Pantaslah kegembiraan itu mencuat dalam bentuk membahananya Kayakka dan Kakalakku. Betapa tidak, puluhan tahun berselang, tidak ada satupun calon legislative (Caleg) DPR-RI asal Sumba yang berhasil duduki kursi berlabel ‘Wakil Rakyat yang Terhormat’ di Senayan itu.
“Kita bersyukur sudah sekian lama, lebih dari 20 tahun sejak Pak Umbu Mehang Kunda, kini ada lagi orang Sumba yang meakili kita duduk di Gedung DPR-RI. Kita bersyukur dan sertainya dengan topangan doa agar bisa bekerja dnegan baik disertai harapan wakil kita ini memperhatikan Sumba ke depannya,khususnya dalam bidang sosial kemasyarakatan seperti pendidikan, stunting dan akses transportasi,” urai Pendeta Yuliana Ata Ambu, tokoh Sinode Gereja Kristen Sumba (GKS) yang hadir dalam momen itu dan turut memekikkan kayakka dan kakalaku dalam wawancara jarak jauh via gawainya, selepas acara pelantikan lalu.
Terkait dengan gema kayakka dan kakalakku di area Senayan itu, tokoh agama yang dikenal vocal dalam menyuarakan kritikan dan saran terkait pelayanan public itu menjelaskan hal itu sebagai salah satu langkah spontan sekaligus cara untuk mengenalkan Sumba ke dunia luar.
“Kami dari Sumba Timur saja sekitar 30 orang dan satu pikiran bahwa Sumba itu harus dikenal oleh dunia luar. Sumba yang sebelumnya dikenal dengan Sandalwood dengan budaya khasnya makin dikenal dengan Kayakka dan Kakalaku yang melengking kala Pak Umbu Rudi selepas pelantikan datang ke ruang fraksi Golkar DPR-RI disambut oleh kami orang Sumba dengan sama-sama Kayakka dan Kakalaku,” jelas Pendeta Yuliana.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu