Dalam kesempatan terpisah di sela – sela kegiatan lomba puisi, pidato dan dan juga luluk yang digelar di festival itu, Elis Setiati selaku Kepala Kantor Bahasa Propinsi NTT pada iNews.id mengatakan pelaksanaan Festival Tunas Bahasa Ibu ini merupakan puncak dari program merdeka belajar ke - 17 dan revitalisasi bahasa daerah khususnya bahasa Kambera.
“Festival ini adalah bukti pengimbasan dan pembelajaran selama 3 bulan yang sudah diajarkan maestro ke guru utama. Jadi pelatihan pada guru utama itu dilatih tentang menulis puisi, pidato, cerpen dan tradisi lainnya,” tandas Elis.
Sekda Sumba Timur, Umbu Ngadu Ndamu didampingi Asisten 3 Setda Lu Pelindima, Elis Setiati,Kepala Kantor Bahasa Propinsi NTT dan para juri berlatar belakang sebagian peserta Fetival Tunas Bahasa Ibu di Waingapu - Foto : Dion. Umbu Ana Lodu/iNewsSumba.id
Di kesempatan Festival yang diikuti oleh sejumlah sekolah dari tingkat dasar hingga menengah itu, Elis Setiati juga mengatakan Bahasa Kambera merupakan satu dari 5 bahasa ibu di NTT yang penuturnya terus menyusut.
“Bahasa Kambera ini termasuk yang terbesar penggunaannya di NTT namun sayangnya penutur mudanya sedikit. Inilah yang menjadi salah satu dasar kajian vitalitas yang memasukan Bahasa Kambera ini dalam program revitalisasi Bahasa Daerah. Penutur mudanya kurang dan lebih menggunakan Bahasa Indonesia bercampur asing dan dikenal dengan istilah bahasa gaul. Tentunya kondisi ini menjadikan kemunduran dari sisi penuturnya dan karena itu Bahasa Kambera ini termasuk harus dilindungi dari kepunahan,” tandas Elis.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu