SUMBA TIMUR, iNewsSumba.id – Berwisata ke tempat yang tak terlalu ramai tentu punya kesan tersendiri dan bisa menjanjikan sensasi. Hal itu bisa didapat di Kolam Jodoh Pandjilu Watu, di Desa Umamanu, Kecamatan Lewa Tidahu, Kabupaten Sumba Timur, NTT. Suasananya masih sangat natural dan pasti jauh dari hiruk pikuk dan gemerlapan kota. Lokasi ini disebut pula tempat wisata privat para bidadari, gimana kisahnya?
Menuju lokasi yang berjarak sekira 80 kilometer arah barat Kota Waingapu, ibukota Kabupaten Sumba Timur ini, bisa ditempuh dalam waktu hampir dua jam berkendaraan. Selanjutnya perlu berjalan kaki kurang lebih 10 menit untuk tiba di spot wisata menarik ini.
Saat berjalan kaki, jalan setapak dan persawahan serta hutan kecil wajib untuk ditempuh. Hal itu tentu tetap menjadi kesan tersendiri. Kolam jodoh Pandjilu Watu sendiri terletak di tengah hutan kecil yang masih terus terjaga keasriannya. Sekitar 200 meter sebelum tiba ke lokasi gemericik air sudah lamat – lamat menyapa akrab gendang telinga.
Mariu Randi Kaka, juru kunci lokasi ini sudah lama menjaga kawasan ini secara turun temurun. Menurutnya Pandjilu Watu tempat itu dinamakan karena seperti tempayan dari batu. Bahkan dikisahkannya, Pandjilu Watu tempat para bidadari sesekali datang mandi kala matahari baru terbit di pagi hari, dimana lokasi ini masih sangat sepi.
“Dinamakan Pandjilu Watu karena mungkin leluhur melihat mirip dengan tempayan batu. Dulu disebutkan juga di sana tempat sembahyang leluhur kami. Ada penjaga atau penunggunya disana, juga kalau beruntung bisa lihat pelangi di kolam itu. Tidak apa – apa mandi asalkan jaga sikap dan perilaku dan kata – kata,” ungkap Randi Kaka dalam bahasa daerah setempat yang ditranslate oleh salah satu pengunjung yang paham artinya.
Salah satu spot air terjun di lokasi Kolam Jodoh Pandjilu Watu, Desa Umamanu, Kabupaten Sumba Timur, NTT - Foto : Dion Umbu Ana Lodu
Keasrian Pandjilu Watu yang miliki kolam atau tasik berair hijau tosca, selain sejuk juga susananya dipermanis dengan adanya air terjun mini dan stalaknit. Sekilas stalaknit mirip topeng atau helm prajurit di masa silam.
Beberapa air terjun dengan ketinggian berbeda – beda menjadikan suasananya kian asri. Percikan airnya yang beraneka, hingga lamat –lamat bagai alunan irama ritmis bagi yang mau mencoba tenangkan diri dan meresapinya.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu