SUMBA TIMUR, iNewsSumba.id – Aristo Habaita Herung masih mengingat jelas peristiwa yang terjadi pada Sabtu (10/8/2019) dini hari silam, kala itu ketenangan istirahat keluarganya dikejutkan dengan peristiwa perampokan. Betapa tidak, selain menyebabkan diri dan keluarganya cidera, juga sebanyak 9 ekor ternak kuda dan kerbau miliknya juga digazak dan ditebas parang kawanan perampok. Sayangnya, hingga kini tidak semua pelaku perampokan diganjar hukuman setimpal.
Kepada iNewsSumba.id beberapa hari lalu Aristo, warga Desa Kambata Wundut, Kecamatan Lewa itu menuturkan harapannya agar aparat penegak hukum bisa menangkap dan memproses hukum para pelaku tanpa tebang pilih. Menurutnya, proses hukum yang telah dijalani sejumlah pelaku hingga divonis di Pengadilan belumlah cukup, karena masih ada pelaku lainnya yang masih bebas berkeliaran dan bahkan menimbulkan rasa tidak aman baginya dan keluarga.
“Di Pengadilan lalu bisa dijadikan fakta persidangan dimana salah satu pelaku atas nama Alfred Umbu Kalimandang sempat ngotot dalam sidang karena merasa dirinya hanya diajak dan bukan otak perampokan. Alfred mengatakan otak dan yang mengajak mereka lakukan perampokan juga mestinya ditangkap dan diproses hukum seperti dirinya, namun hakim saat itu mengatakan bahwa itu urusan Polisi untuk tangkap dan ajukan ke sini, ” jelas Aristo.
Mendiskripsikan suasana sidang saat terdakwa Alfred duduk di kursi pesakitan, Aristo lebih lanjut menyatakan, terdakwa dengan terang menggambarkan bahwa dirinya diajak, ditampung dan difasilitasi oleh pihak yang disebutnya sebagai otak atau perencana perampokan.
“Ada 3 nama yang Alfred sebut dalam sidang itu sebagai pihak yang mengajak dan merencanakan perampokan. Tapi sampai sekarang jangankan diproses sampai pengadilan, dipanggil atau dijemput polisi di Polsek Lewa saja tidak. Karena itu saya sudah beberapa kali datang ke Polsek dan Polres untuk pertanyakan dan mohon keadilan. Bahkan saya juga sudah bersurat ke ombudsman, namun sampai mau Hari Bhayangkara tahun ini belum juga ada kejelasan,” paparnya.
Polisi terutama penyidik, sebut Aristo pasti tahu dan paham 3 nama yang dimaksud Alfred dalam sidang di Pengadilan lalu. Figur yang juga menjabat sebagai aparatur desa dan menempati posisi sebagai Kepala Dusun Manudjawa itu mengatakan saat perampokan terjadi di rumahnya ada dirinya, isteri kakaknya dan anak- anak serta sepupunya atau total ada 6 orang. Dirinya mengakui perisitwa perampokan itu belum pernah dirilis aparat ke media massa, juga disampaikannya ke wartawan.
“Tidak pernah ada pemberitaan saya lihat, karena saya merasa janggal dan tidak adil saya sempat curhat ke Facebook, namun belum juga ada kejelasan makanya saya coba datangi Umbu (sapaan khas Sumba Timur) sebagai wartawan iNews untuk bantu beritakan agar saya dan keluarga bisa dapatkan kejelasan dan keadilan, Juga lebih tenang dalam jalani hari – hari, karena saya tetap merasa tidak nyaman sebab para terduga pelaku yang disebut Alfred masih bebas keliaran,” urainya.
Mencekamnya suasana perampokan itu, kata Aristo hingga kini masih sangat diingatnya, selain 9 ekor ternak kuda dan cidera yang dialaminya akibat lemparan batu dan sabetan parang. Juga seekor ternak kerbau dipotong kawanan perampok dan handphonenya juga dirampas. Dari jumlah itu, 7 ekor kuda sudah kembali, namun 2 ekor kuda sampai sekarang hilang.
“Saya baca – baca dan lihat dipemberitaan Pak Kapolres Sumba Timur sekarang dan juga Pak Kapolda tegas dan gencar basmi pencurian ternak. Karena itu saya masih berharap keadilan bagi saya dan keluarga agar panggil, tangkap serta proses hukum terduga pelaku lain yang masih bebas,” pungkasnya.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu