CIANJUR, iNewsSumba.id – Tenda Romantis begitu nama yang disematkan pada sebuah tenda di Kampung Bayubud, Desa Rancagoong, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur. Sesuai dengan namanya, tenda ini khusus dipersiapkan sebagai lokasi pelepas hasrat biologis pasangan suami isteri (Pasutri) yang terdampak gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat.
Usia Tenda Romantis ini ternyata tak lama, hanya tiga hari. Namun demikian, gagasan untuk penyiapan tenda khusus untuk memadu kasih Pasutri itu oleh Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Assuyuthiyyah, Ustad Ferry menjelaskan, lokasi itu bisa dilabel dengan nama apa saja asalkan didasari oleh pemikiran positif.
"Makanya tenda ini diperuntukan bagi pasangan suami istri," tegas Ustad Ferry yang ternyata merupakan pencetus berdirinya Tenda Romantis itu.
"Mau pakai nama apa saja boleh, mau Tenda Romantis, Tenda Biru, Tenda sakinah, Tenda mawadah dan lainnya asal dengan pemikiran yang positif," timpalnya.
Ide untuk pembangunan Tenda itu lanjut Ustad Ferry didapatnya ketika mendengar perbincanngan lepas para pengungsi. "Satu sampai dua hari masih bisa tahan, tapi lama kelamaan muncul ingin bercinta (berhubungan intim)," tukas Ustad Ferry.
Dari obrolan lepas para pengungsi itu, Ustad Ferry kemudian berinisatif dan mengusulkan, untuk menjadikan salah satu tenda yang dipakai khusus ibu menyusui dipakai tenda khusus para pasangan suami istri.
"Kami bersama warga sepakat memfungsikan tempat yang sebelumnya untuk ibu menyusui, dipakai tenda romantis," jelasnya.
Walau sudah disediain tempat khusus itu, diakuinya warga justru banyak yang malu –malu untukk memanfaatkannya. Walau sebenarnya oleh warga telah disepakati untuk dimanfaatkan secara bergantian. "Bahkan sempat akan dijadwalkan bergantian, namun, warga malah malu-malu dan merasa takut akan diintip orang lain," tuturnya sembari menambahkan pihaknya tida mengetahui secara pasti jumlah pasutri yang telah memakai tempat tersebut.
"Wah, tidak tahu pak, tidak di hitung," ungkapnya sambil tersenyum.
Sayangnya usia Tenda Romantis itu tidak lama. Ide yang cepat muncul seiring dengan pembangunan dan penyiapan itu ternyata sejalan dengan cepatnya Tenda Romantis menjadi tinggal cerita. Tenda Romantis tersebut terpasang tiga hari saja. Sabtu (26/11/2022) lalu keberadaanya tak kuasa melawan hadirnya tenda besar yang dibangun untuk pengungsi lainnya.
"Hilangnya Tenda Romantis bukan karena penolakan, tetapi keterbatasan lahan mengingat berdatangannya tenda- tenda yang lebih besar untuk penampungan para pengungsi lainnya," ujarnya.
Namun demikian niatan untuk kembali membangun lokasi serupa tetap dijaga. Hnaya ntuk lokasinya masih harus dirembuk kembali. "Harusnya pemerintah di setiap tenda diadakan, karena sangat penting merupakan kebutuhan manusia,” pungkas Ustad Ferry mengharapkan.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu