get app
inews
Aa Read Next : Kasihan, Jodimus Moan Diperdayai dan Diterlantarkan Calo Tenaga Kerja Lalu Meninggal di Balikpapan

Berkawan Dengan Buaya? Bapak Asal Bontang Ini 25 Tahun Sahabatan dengan Sang Predator

Senin, 24 Oktober 2022 | 05:00 WIB
header img
Bapak bernama Ambo bersahabat dengan Riska, buaya muara di Bontang - Foto : Youtube

JAKARTA, iNewsSumba.id – Menurut majalah Smithsonian edisi April 2015, manusia mulai mendomestikkan anjing dan kucing untuk dipelihara di rumah sekitar 5.000 – 30.000 tahun lalu. Sejak saat itu hingga kini manusia sudah bersahabat dengan hewan, sehingga kita tak asing lagi jika mendengar banyak orang yang mencintai hewan peliharaannya. Namun beerkawan dengan buaya atau binatang buas lainnya, adakah yang berani?

Bersahabat dengan hewan buas seperti harimau atau buaya sepertinya sangat jarang kita dengar. Selain tak mudah merawatnya, memelihara hewan buas sangat beresiko. Meski sudah akrab, tetap saja ada resiko bahwa pemelihara binatang buas semacam harimau atau buaya dapat terluka atau terbunuh karena memang sudah sifat alamiah mereka yang suka memangsa.

Adalah Ambo (53) warga Bontang, Kalimantan Timur yang memutuskan untuk bersahabat dengan seekor buaya muara beberapa puluh tahun lalu. Ambo memberi nama buayanya dengan nama Putri, senada dengan nama perahu miliknya Putri Riska. Buaya betina itu kini panjangnya sudah sama dengan Panjang perahu milik Ambo.

Dalam akun Youtube H.A Pet Lovers terlihat interaksi akrab antara Ambo dan buaya Riska. Riska yang ukurannya berkali lipat lebih besar dari tubuh kurus Ambo, terlihat sedang memakan daging ayam yang diberikan Ambo dengan lahap. Dapat dilihat juga Ambo yang kerapkali menciumi Riska dengan tanpa rasa takut karena ia percaya Riska tidak akan melukainya.

Persahabatan antara Ambo dan Riska diawali dengan pertemuan yang tidak sengaja beberapa puluh tahun lalu. Kala itu, Ambo dan kawan-kawannya sedang pergi memancing di muara sungai. Ambo dan teman-temannya kaget karena ada anak buaya berukuran sekitar 1 meter mendekati perahu mereka. Ambo dan kawan-kawannya mendayung perahu mereka untuk menjauhi anak buaya itu. Namun uniknya Riska terus mengikuti perahu mereka. Ambo kemudian memerintahkan dengan suara keras dan gerakan tangan meminta agar anak buaya ini tidak mendekat. Anehnya, anak buaya ini menurut.

Setelah seringkali bertemu dengan Ambo saat memancing di muara sungai, Ambo memutuskan untuk mulai memberi makan berupa sebagian hasil pancingannya atau daging ayam. Ambo memutuskan untuk memelihara anak buaya itu yang kemudian diberi nama Putri Riska dengan cara memberi Riska  makan.

Meski sudah dekat, namun Ambo tidak memelihara Riska di rumahnya. Ambo tetap membiarkannya hidup di sungai. Setiap kali Ambo pergi ke sungai maka ia tidak lupa untuk membawa daging ayam untuk diberikan pada Riska. Kadangkala jika Ambo tidak berjumpa dengan Riska di sungai, Riska berenang ke rumah Ambo yang memang terletak di pinggir sungai.

Meski Riska tergolong sebagai jenis buaya muara yang tergolong predator ganas, Ambo merasa punya ikatan batin antara ia dan Riska sehingga Riska sangat menurut kepadanya.Ikatan batin inilah yang membuat Ambo galau jika Riska menghilang. Pernah suatu Ketika Riska menghilang selama dua minggu. Layaknya seorang ayah yang rindu pada anaknya, Ambo merasa sangat kehilangan. Ambo yang menyebut sendiri sebagai “Papa” dari buaya Riska kerapkali mencium buaya Riska untuk menawar rasa rindunya.

Namun demikian, meski Riska jinak pada Ambo tetap saja ia memiliki naluri predator, terutama saat Riska lapar. Dalam akun Youtube Fitriyani Riska pernah terlihat Riska sempat marah dan mengibaskan ekornya sehingga perahu yang ditumpangi Ambo dan beberapa temannya hampir terbalik. Ada juga saat di mana Ambo berusaha mendekati Riska di dalam sungai dan Riska membuka mocong kuatnya lebar-lebar tanda bahwa ia sedang memperingati. Setelah Ambo kemudian memberi makan buaya Riska dengan daging ayam dalam bak berukuran besar, Riska memakannya dan mulai bersikap lebih tenang setelah ia kenyang. Ambo lantas memberi elusan dan kecupan hangat sebagai salam perpisahan. 

“Nah, baik-baik nak. Sudah papa cium, sudah sama-sama basah kita. Kamu sudah kenyang, waktunya tidur,” ujar Ambo kepada sang buaya yang tampak begitu jinak di samping perahunya.

Ambo mengatakan bahwa buaya muara besar ini bisa jinak karena ia memberi makan Riska sejak Riska masih kecil. Lebih lanjut Putri Riska juga disebut-sebut tidak pernah menyerang warga sekitar yang tengah memancing di muara tersebut. 

"Kalau kita baik, dia jinak. Begitu juga putri yaa, kalau putri baik, orang-orang akan baik sama putri. Makanya putri jadi anak yang baik yaa nak," ujarnya lagi kepada sang buaya.


Artikel ini telah tayang di www.inews.id dengan judul " Unik, Seorang Bapak di Bontang Berteman 25 Tahun dengan Buaya "

Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu

Follow Berita iNews Sumba di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut