get app
inews
Aa Read Next : Mahfud MD : RUU Penyiaran Keblinger, Dewan Pers Nilai Berpotensi Memburuknya Produk Jurnalistik

Ilmuwan Tegaskan Tak Ada Bumi Kedua meski Planet Mirip Bumi Bisa Dihuni Ditemukan

Rabu, 05 Oktober 2022 | 12:12 WIB
header img
Ditemukan planet mirip Bumi dan dianggap layak huni. Namun, ilmuwan mengatakan tidak ada Bumi kedua. Foto: Istimewa

GRANADA, iNews.id - Penemuan terbaru planet mirip Bumi dengan sekitar 30% permukaannya daratan kontinental dan dinilai layak huni, memunculkan harapan baru bagi manusia.

Apalagi, kondisi Bumi dinilai sudah mengalami banyak kerusakan, sehingga hasil studi tersebut dianggap solusi.

Diketahui bahwa rasio Bumi antara daratan dan lautan adalah 1:3 sangat seimbang sehingga mendukung kehidupan di dalamnya. 

Berbeda untuk sebagian besar planet lain, rasio ini dapat dengan mudah berubah menjadi sebagian besar daratan atau sebagian besar laut.

Meskipun terdengar menggoda untuk kehidupan di planet lain, namun para ilmuwan menegaskan tidak akan ada Bumi kedua. 

“Kami penduduk bumi menikmati keseimbangan antara daratan dan lautan di planet asal kami. Sangat menggoda untuk berasumsi bahwa Bumi kedua akan sama seperti kita, tetapi hasil pemodelan kami menunjukkan bahwa ini tidak mungkin terjadi,” kata Tilman Spohn, Direktur Eksekutif Institut Sains Antariksa Internasional dikutip SINDOnews dari lama Space.com, Selasa (4/10/2022). 

Para peneliti sampai pada kesimpulan ini kondisi Bumi tercipta terkait hubungan antara air di mantel planet dan daur ulang daratan benua melalui lempeng tektonik. 

Spohn dan rekan peneliti Dennis Honing, dari Institut Potsdam di Jerman, menyimpulkan bahwa mendingin suhu mantel bumi, adalah 1.410 derajat Celcius di dekat kerak dan 3.700 C pada kedalaman yang lebih jauh. 

Sedangkan zona subduksi pada batas antara lempeng tektonik dapat mengalirkan air di atas daratan pada suhu mantel ini, Bumi membutuhkan waktu 2,5 miliar tahun. Sampai akhirnya Bumi menemukan keseimbangan dan dapat ditinggali manusia.

“Model numerik kami tentang bagaimana siklus ini berinteraksi, menunjukkan bahwa Bumi saat ini mungkin merupakan planet yang luar biasa,” kata Spohn.

Spohn dan Honing juga mempertimbangkan faktor-faktor lain, seperti bagaimana pelepasan karbon dioksida (gas rumah kaca) berkontribusi pada siklus karbon-silikat. 

Siklus ini bertindak sebagai termostat jangka panjang planet yang mengendalikan iklim selama jutaan tahun. Kondisi ini berbeda dengan tiga model planet yang diperkirakan layak dihuni dari penemuan para ilmuwan. 

Untuk planet yang didominasi lautan dengan kurang dari 10% daratan kemungkinan akan menjadi hangat, dengan atmosfer lembap, dan iklim tropis. Sedangkan planet yang didominasi daratan dengan kurang dari 30% permukaannya tertutup lautan akan lebih dingin, lebih kering, dan lebih keras. 

Sedangkan planet yang didominasi daratan, gurun yang dingin akan membentang di seluruh daratan, dan gletser yang luas serta lapisan es akan jadi pemandangan biasa. 

Jadi planet dengan rasio daratan dan laut yang mirip dengan planet Bumi sangat langka. 

Apalagi, planet mirip Bumi dengan sekitar 30% permukaannya ditutupi oleh daratan kontinental yang terbuka mungkin hanya 1% dari galaksi berbatu di zona layak huni bintang. 

Area di sekitar bintang diperkirakan ilmuwan memungkinkan air dalam bentuk cair bisa ada di permukaan planet. Bahkan jika memang ada planet yang mirip Bumi, 

“Fauna dan flora mereka mungkin sangat berbeda (dengan Bumi),” kata Spohn.

Editor : Sazili Mustofa

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut