Video Viral : Petugas Sampah ini Bergaji Fantastis, 20 Juta Sebulan

SINGAPURA, iNewsSumba.id – Boleh jadi tidak ada orang yang bercita – cita menjadi petugas kebersihan dan habiskan banyak waktunya bersama sampah. Namun bukan mustahil kerjaan itu bisa menjadi harapan seseroang jika tergiur gaji fantastis. Urus sampah dan bergaji nyaris Rp. 20 juta sebulan, adalah pengakuan seorang warga Malaysia yang bekerja sebagai tukang sampah di Singapura.

Pengakuan perihal gajinya yang tergolong tinggi itu dipostingnya dalam bentuk video TikTok. Sontak pengakuan itu hingga kini menjadi viral. Dalam unggahan di akun @ezzaiky7, dia mengungkap gajinya sebagai tukang sampah di Singapura.

“Pekerja publik seperti tenaga kebersihan atau tukang sampah bisa mendapat 6.000 sampai 9.600 ringgit per bulan," ungkapnya di TikTok.

Dengan besaran itu, tentunya jika dikonversi ke mata uang rupiah bisa mencapai Rp 19,8 juta atau bahkan sampai Rp 31,7 juta.

Tak hanya mengumbar soal gajinya yang tinggi itu, dirinya juga tak lupa berbagi perihal banyaknya risiko yang harus dihadapi sebagai tukang sampah di Singapura.

"Walaupun banyak uang, ada banyak tantangan yang harus dilalui," tukasnya, seperti dilaporkan kembali World of Buzz.

Video viral itu juga mengunddang komentar netizen yang menyatakan bahwa Malaysia juga memberikan gaji lebih besar daripada Singapura. Pria itu pun merespons dalam posting-an di video selanjutnya dengan mengatakan,

"Pekerjaan bergaji tinggi di Malaysia mungkin didapat oleh mereka yang berpendidikan. Saya tidak berpendidikan. Jika saya bisa mendapat 7.000, 8.000, atau 9.000 ringgit di negara sendiri, saya menginginkannya."

Adapula Netizen yang bertanya perihal rasa malu dengan pekerjaannya. Namun dijawab tidak pernah malu dan merasa bersyukur.

“Kita punya nasib berbeda. Allah telah merencanakan yang terbaik untuk kita asal saya tidak mencuri atau meminta-minta kepada siapa pun," katanya, merespons dengan ramah.

Laporan surat kabar Sin Chew Daily mengungkap pemilik akun @ezzaiky7 itu tinggal di Johor Baru dan pergi-pulang setiap hari ke Singapura untuk bekerja.

Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu