get app
inews
Aa Text
Read Next : Saya Anak Buruh Cuci, Tapi Tidak Rendah Diri: Bahlil Bicara Soal Hinaan dan Martabat

Purbaya Yudhi Sadewa Respon Hasan Nasbi: Saya Perpanjangan Tangan Presiden

Senin, 27 Oktober 2025 | 19:44 WIB
header img
Menkeu Purbaya respon sentilan Hasan Nasbi-Foto Kolase: MPI

JAKARTA, iNewsSumba.id – Kritik pedas yang dilontarkan mantan Kepala Badan Komunikasi Pemerintah, Hasan Nasbi, rupanya tak membuat Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa gentar. Di hadapan awak media, Purbaya menegaskan, gaya komunikasinya yang kerap blak-blakan bukan bentuk sikap “koboi”, melainkan cermin ketegasan dalam menjalankan amanat Presiden Prabowo Subianto.

“Sepertinya saya koboy, tapi yang saya lakukan adalah mengembalikan kepercayaan masyarakat ke pemerintah. Saya tidak bergerak sendiri. Saya ini perpanjangan tangan dari Bapak Presiden,” ujar Purbaya di Jakarta, Senin (27/10/2025).

Pernyataan itu muncul setelah Hasan Nasbi, melalui kanal YouTube pribadinya, menyoroti cara Menkeu berkomunikasi di ruang publik. Hasan menilai, gaya Purbaya yang kerap melontarkan kritik terbuka terhadap pejabat lain bisa memunculkan kesan retak di tubuh kabinet. “Kalau sesama anggota kabinet terus-menerus baku tikam di depan publik, itu bisa melemahkan pemerintah,” kata Hasan dalam videonya.

Namun, Purbaya punya pandangan berbeda. Ia menegaskan, justru dengan keterbukaan komunikasi, masyarakat dapat melihat bahwa pemerintah berjalan secara transparan dan berorientasi hasil. Ia mengaku tak pernah melangkah di luar garis komando. “Saya pernah bilang ke beliau (Presiden), saya akan memastikan belanjanya tepat waktu. Beliau bilang, ‘go ahead aja, jalan’,” tutur Purbaya menirukan arahan Presiden Prabowo.

Purbaya juga menepis tudingan bahwa dirinya sering menyudutkan kementerian lain. Menurutnya, kritik dan pernyataan yang disampaikan di ruang publik semata bertujuan mendorong kinerja agar penyerapan anggaran tak tersendat. “Saya tidak mencampuri kebijakan mereka, tapi memastikan penyerapan anggarannya tepat. Karena uangnya kan ada biayanya untuk saya, ada cost-nya,” ujarnya menambahkan.

Menkeu menilai, publik butuh kepastian dan ketegasan. Ia menyebut, survei terbaru Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memperlihatkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah kembali stabil setelah sempat menurun beberapa bulan terakhir. “Itu saya selalu pakai survei. Survei bulan Oktober menunjukkan indeks kepercayaan masyarakat sudah stabil lagi,” jelasnya.

Purbaya pun menegaskan, gaya komunikasinya yang lugas adalah bagian dari strategi menjaga momentum ekonomi nasional. “Memang kebijakan yang kita ambil ada yang dianggap drastis, agak ceplas-ceplos, tapi justru ini berhasil mengembalikan sentimen masyarakat ke pemerintah,” katanya.

Menurut Purbaya, tantangan terbesar pemerintah bukan hanya pada tataran kebijakan fiskal, tetapi juga membangun kembali kepercayaan publik di tengah derasnya arus kritik dan disinformasi. Ia menyebut stabilitas sosial politik kini jauh lebih terjaga. “Stabilitas pemerintahan sekarang amat baik di mata masyarakat, kecuali di mata orang itu,” ujarnya sambil tersenyum.

Sementara itu, Hasan Nasbi menilai gaya komunikasi antarpejabat sebaiknya diarahkan ke ruang koordinasi tertutup, bukan di panggung publik. “Karena kalau saling serang di depan umum, itu akan jadi tontonan yang menguntungkan pihak-pihak yang tak suka dengan pemerintahan,” katanya menegaskan.

Perdebatan dua tokoh ini kembali membuka wacana lama: apakah pejabat publik harus selalu halus dalam bertutur, atau justru tegas dan apa adanya agar publik tahu arah kebijakan negara berjalan di jalur yang benar.

Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut