JAKARTA, iNewsSumba.id – Diduga kuat korban Human Trafficking atau Perdagangan Orang, Hore Labo seorang perempuan berusia 33 tahun pulang dalam kondisi tak bernyawa ke Indonesia. Korban dipastikan akan tiba dalam peti mati ke kampung halamannya di Lamboya, Kabupaten Sumba Barat, NTT.
Informasi terkait wafatnya Hore Lado, sang pahlawan devisa di negeri jiran Malaysia itu diterima iNews.id dari Ketua Dewan Pembina Lembaga Hukum dan HAM PADMA (Pelayanan Advokasi untuk Keadilan dan Perdamaian Indonesia) Gabriel Goa, Selasa (22/8/2023) malam lalu. Dikatakannya, khabar kematian itu sungguh mengejutkan keluarga besar korban di kampung halamannya.
“Keluarga besarnya sungguh kaget mendengar kabar mama Hore Lado meninggal dunia, karena selama ini hilang kontak. Harapan keluarga agar jenazah orang terkasih mereka itu dipulangkan untuk dimakamkan di sisi keluarga di Lamboya,” jelas Gabriel.
Upaya untuk pemulangan jenazah Hore Labo dilakukan oleh keluarga dengan dukungan dari instansi terkait baik di tingkat daerah hingga pusat.
“Kepala dan Sekretaris Desa Laboya Dete, Camat Lamboya bahkan telah menyurati Direktur Pelindungan WNI, dan juga Dubes Indonesia di Malaysia dan juga meminta tolong Presiden Jokowi untuk membantu kepulangan jenazah,” imbuh Gabriel yang menghubungi iNews.id langsung dari Jakarta itu.
Pihak PADMA sebut Gabriel terus bersama Pelayanan Kargo Bandara El Tari, mendampingi para Korban yang kembali dalam peti mati berama Suster Lauren dan Pendeta Emi Sahertian beserta semua Pegiat anti Human Trafficking.
PADMA dan seluruh pegiat anti Human Trafficking di NTT dan Indonesia umumnya memastikan akan mendukung segala upaya pemulangan jenazah Hore Labo. Juga mendukung segala upaya pencegahan Human Trafficking di NTT.
"Kami siap berkoordinasi dengan semua pihak agar basodara yang meninggal di Negeri Jiran yang diduga kuat Korban Human Trafficking bisa kembali ke Tana Flobamora. Kami siap dukung Penjabat Gubernur NTT ataupun pejabat di daerah yang serius melakukan pencegahan Human Trafficking, Migrasi Aman di NTT. Juga gelorakan tagline Stop Jo Bajual Orang NTT,” tegas Gabriel.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu