SUMBA TIMUR, iNewsSumba.id – Keluarga Ernawati Rambu Nona, gadis kecil usia 5,5 tahun yang menjadi korban keganasan buaya di Pantai Warambadi, Desa Palanggay, Kecamatan Pahunga Lodu, kabupaten Sumba Timur, NTT, menegaskan siap untuk memburu hewan reptil itu. Pernyataan itu diungkapkan oleh Yosias Djara, kepada iNewsSumba.id, Selasa (9/8/2022) malam kemarin.
Dijelaskan pria yang juga akrab disapa Bapa Arman itu, dirinya juga sempat menghubungi aparat polisi ketika peristiwa itu terjadi. Walau keluagra telah ikhlas namun dendam pada buaya itu disebutnya belum padam dari keluarga korban yang banyak bermukim di dea Mburukulu dan juga pesisir pantai dan muara Warambadi itu.
“Itu buaya hampir tiap hari ada di sekitar situ (TKP) di pantai itu, bahkan tadi masih sempat lihat sama keluarga yang baru pulang dari laut. Panjang sekitar tiga meter lebih. Kami semua sudah kenal ciri –cirinya dan tahun 2020 lalu saya dan keluarga lain sempat foto dan video waktu dia (buaya) muncul. Jadi pasti kami akan buru dia,” tandas Yosias
Walau belum memastikan kapan perburuan itu dilakukan, dalam percakapan via ponsel malam itu, Yosias dan beberapa kerabat yang ada disekitarnya kala itu menyatakan akan lebih baik jika secepatnya.
“Kalau ikut kita punya mau yaaa sekarang bila perlu tadi memang keluarga sudah sepakat harus buru itu buaya, apalagi tadi dia masih naik dan ganas. Dia naik di pantai dan ada di sekitar rumah warga di pinggir pantai. Kami mengenalnya karena ada tanda di ekornya,” tegasnya.
Diakui Yosias, buaya itu memang miliki kawanan. Kendati demikian, pihaknya menyebut buaya yang pernah difoto dan divideokannya juga warga lainnya pada tahun 2020 silam itu, adalah yang tergolong paling agresif. Ternak ayam, babi dan anjing milik warga sudah banyak yang jadi korban.
“Belum lama ini ada juga dua orang yang ketemu dan cedera karena diserang. Buaya itu serang dan berusaha rampas ikan hasil tangkapan, satu sempat luka di tangan dan satunya di kaki,” tukas Yosias yang dibenarkan beberapa rekannya yang turut hadir saat wawancara itu.
Jenazah Ernawati Rambu Nona, lanjut Yosias masih masih belum dipastikan kapan dikuburkan keluarga. “Belum tahu kapan penguburannya, ini saya baru juga pulang dari rumah besar di kampung tempat jenazah disemayamkan. Tapi yang pasti tidak akan terlalu lama lagi,” kata Yosias.
Diberitakan sebelumnya, Rambu Nona, saat memandikan anak anjing kesayangannya di pesisir pantai, tiba – tiba diterkam dan diseret buaya ke perairan yang lebih dalam. Tidak jauh darinya Amos Bolo ayahnya dan Elisabet Paji Djera ibunya sedang membersihkan bulu babi dan hasil melaur mereka ketika air surut. Kedua orang tuanya hanya bisa berteriak minta tolong dan kemudian bersama warga berupaya mengejar buaya itu. Namun upaya itu tidak berhasil menyelamatkan nyawa anak tercintanya.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu